DETIKUTAMA.COM//JAKARTA – Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah, merupakan salah satu destinasi pariwisata utama di dunia. Namun, Indonesia juga dihadapkan pada dua tantangan besar, yakni ancaman cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi dan ketegangan politik di Timur Tengah, salah satunya adalah konflik yang berkepanjangan di Israel.
Pakar Strategi Pariwisata Nasional Taufan Rahmadi menilai, bila tantangan ini bisa diatasi Indonesia, justru bisa berpotensi memajukan sektor pariwisata Nusantara.
“Perubahan iklim telah meningkatkan kejadian cuaca ekstrem di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Untuk mengurangi dampaknya pada pariwisata, langkah-langkah adaptasi diperlukan. Ini termasuk meningkatkan infrastruktur tangguh terhadap cuaca ekstrem, seperti sistem peringatan dini untuk banjir dan badai, serta pengembangan destinasi pariwisata yang ramah lingkungan,” ujar Taufan Rahmadi, Kamis (18/4/2024).
Menurutnya, ketegangan politik dan keamanan di Timur Tengah, termasuk konflik di Israel, dapat mempengaruhi minat wisatawan untuk mengunjungi wilayah tersebut. Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan mempromosikan destinasi alternatif yang aman dan menarik bagi wisatawan internasional.
“Salah satunya dengan menonjolkan keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan penduduk lokal di destinasi lain, seperti Toba, Bali, Lombok , Solo, Yogyakarta, Likupang dan Labuan Bajo, Indonesia dapat menarik lebih banyak pengunjung,” sebutnya.
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran ini menambahkan, untuk mengurangi ketergantungan pada pasar wisata tertentu yang terpengaruh oleh konflik di Timur Tengah, Indonesia perlu mendiversifikasi pasar wisata.
“Ini dapat dilakukan dengan memperluas promosi ke pasar baru, seperti Asia Tenggara, Cina, dan India, serta meningkatkan kerja sama dengan agen perjalanan dan operator pariwisata di negara-negara tersebut,” jelas pria peraih penghargaan Tourism Inspirational Figure 2022 ini.
Lebih lanjut dikatakannya, Indonesia juga dapat memanfaatkan diplomasi pariwisata untuk membangun hubungan yang kuat dengan negara-negara di Timur Tengah.
“Hal ini bisaelalui kerja sama dalam bidang pariwisata, Indonesia dapat meningkatkan pemahaman lintas budaya dan mempromosikan perdamaian serta stabilitas di wilayah tersebut,” ujarnya.
Dalam mengatasi tantangan cuaca ekstrem dan konflik politik, sambung mantan Ketua Tim Percepatan Destinasi Prioritas Mandalika ini, keberlanjutan harus tetap menjadi prioritas utama dalam pengembangan sektor pariwisata Indonesia.
“Melalui praktik pariwisata yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial, Indonesia dapat memastikan bahwa industri pariwisata tidak hanya bertahan, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal dan lingkungan,” ujarnya meyakinkan.
“Dengan mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat, Indonesia dapat mengatasi tantangan cuaca ekstrem dan ancaman dampak konflik di Timur Tengah, sambil terus memajukan sektor pariwisata untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” sambungnya.(*)