0 0
Read Time:3 Minute, 4 Second

DETIKUTAMA.COM//LEMBANG – Siswa kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Bismillah, Serang, Banten, menyambangi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada Senin (2/10). Kedatangan 37 orang siswa siswi didampingi 18 orang guru ini dilaksanakan dalam rangka Penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Bertempat di Aula Catur Gatra BBPP Lembang, Ajat Jatnika, Kepala BBPP Lembang didampingi Sub Koordinator Program dan Kerja Sama, menerima kedatangan para siswa dan guru. Turut hadir Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Fajar Chaerani Suwenda. Pada kesempatannya Ia menyampaikan maksud dan tujuannya membawa para siswa belajar di BBPP Lembang.

“BBPP Lembang menjadi destinasi utama dalam rangkaian kegiatan kunjungan kami. Balai ini menjadi salah satu referensi kami berkaitan dengan pengolahan hasil pertanian. Konsep kami adalah doing by project. Ada yang membuat projek tanaman, biogas, dan lainnya.”

Sebagai informasi, kedatangan kali ini merupakan kedua kalinya. Pada 2019 MA Bismillah telah melakukan kunjungan ke BBPP Lembang dan melakukan praktik pengolahan hasil pertanian. Diakui Fajar kunjungan pertama memberikan kesan yang baik dan manfaat bagi para siswa sehingga pihaknya kembali memilih BBPP Lembang sebagai lokasi studi tahun ini.

Ajat Jatnika menyambut baik maksud kedatangan rombongan. Disampaikan Ajat, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), BBPP Lembang memiliki tugas dan fungsi mencetak SDM pertanian yang unggul, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha.

“Mudah-mudahan diantara para siswa-siswi di sini banyak yang melanjutkan di bidang pertanian. Ini menjadi hal yang penting bagi kami dalam mempersiapkan generasi muda untukpp menggantikan kami, generasi terdahulu,” harapnya.

Selanjutnya para peserta melanjutkan dengan praktik membuat es krim labu di laboratorium pengolahan hasil pertanian. Didampingi Widyaiswara BBPP Lembang, dan para petugas laboratorium, para siswa nampak penasaran dan bersemangat untuk mencoba membuat es krim labunya masing-masing. Dengan bahan yang mudah didapat, es krim labu dapat menjadi alternatif pengolahan hasil pertanian yang dapat diterapkan di skala rumah tangga. Ini juga menjadi alternatif wirausaha dengan memanfaatkan komoditas pertanian.

Setelah melihat dan mencoba proses pembuatan es krim labu, masing-masing peserta mendapat es krim yang siap dicicipi.

Peserta kemudian diajak berkeliling area Inkubator Agribisnis (IA). Memiliki luas lahan kurang lebih 10 Ha, IA BBPP Lembang terdiri dari screen house konvensional dan modern, tiga laboratorium, serta lahan konvensional dengan berbagai komoditas hortikultura dan tanaman hias. Selama berkeliling peserta dapat melihat berbagai koleksi komoditas yang ada. Keindahan langit dan bentang alam di Lembang juga menjadi daya tarik peserta untuk berfoto selama berkeliling di area lahan.

Di area Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) peserta dapat melihat pemanfaatan lahan sempit dan pekarangan rumah untuk pertanian. Dengan sistem hidroponik NFT dan DFT, KRPL BBPP Lembang dapat membudidayakan tanaman sayuran dengan jumlah yang tidak sedikit meskipun di lahan yang terbatas.

Sementara di screen tanaman hias peserta dapat melihat berbagai koleksi kaktus, sekulen, dan beberapa koleksi anggrek yang dibudidayakan BBPP Lembang. Peserta nampak penasaran dengan kaktus dan sekulen yang dibudidayakan dengan berbagai bentuk unik. Ini menjadi salah satu pengalaman pertama bagi mereka.

Sejak tahun 2021, Kementerian Pertanian telah berfokus untuk menciptakan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, “Sumber daya manusia pertanian menjadi otak untuk pertanian. Target kita 270 juta orang petani milenial”.

Lebih lanjut Mentan Syahrul menuturkan, kata maju, mandiri, dan modern itu merujuk pada perubahan SDM pertanian. “Kalau mau pertanian memenuhi kesejahteraan masyarakatnya, maka pertanian harus maju, mandiri dan modern dengan gunakan riset sains dan teknologi,” imbuh dia.

BPPSDMP turut berupaya dalam meningkatkan mutu SDM pertanian, mulai dari pendidikan dan pelatihan vokasi, penciptaan 2,5 juta petani milenial, hingga magang ke luar negeri. “Kami targetkan membangun 2,5 juta petani milenial di seluruh Indonesia. Caranya dengan menciptakan champion sebanyak-banyaknya kemudian lakukan resonansi di lingkungan masing masing, sehingga tercipta 2,5 juta petani milenial,” terang Dedi. (DRY/YKO)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *